Selasa, 27 Oktober 2015

TIPS MEMILIH SAHAM SAAT KONDISI EKONOMI TIDAK STABIL

Investasi di bidang pasar modal (saham, obligasi, atau reksadana) bisa jadi pilihan sebagian besar pemilik modal dalam jumlah besar. Walaupun reksadana memberikan solusi pemodal kecil pun bisa berpartisipasi di jenis investasi tersebut.

Namun demikian tetap saja, pasar modal identik dengan investor berdasi dan kondisi saat ini bisa menjadi ujian bagi anda yang berinvestasi. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menjadi kerugian yang belum terealisasi, alias belum terjadi bila dulunya anda membeli saham atau reksadana di posisi lebih tinggi.

Bagi investor pemula, mungki anda perlu banyak belajar tentang tren naik turunnya harga saham saat kondisi tidak stabil. Seorang investor sebaiknya memilih saham-saham yang sudah terbukti memiliki fundamental baik dan berkapitalisasi besar supaya nilai imbal balik investasinya relatif stabil.

Sebagai pemula apakah investor mengerti cara menentukannya? Cara paling mudah adalah dengan melihat latar belakang perusahaan tersebut apakah punya catatan pertumbuhan bisnis yang bagus atau tidak. Perusahaan dengan kategori fundamental baik biasanya berujung pada peningkatan kinerja saham yang baik pula.

Namun, itu mungkin akan menjadi lebih sulit manakala kondisi keuangan negara sedang tidak baik. Nah, apa yang mesti dilakukan kalau hal tersebut terjadi? Ini dia pembahasannya.

1. Pilih saham dengan fundamental baik

Bagi investor mencari saham dengan fundamental baik adalah sangatlah ketat persaingannya. Saham jenis ini tidak perlu terlalu dikuatirkan meski dalam perjalanan nilainya bisa turun. Keunggulan lainnya berdasarkan nilai historisnya saja seorang investor pemula sudah bisa melihat bahwa saham tersebut juga sempat turun di masa-masa lalu tetapi tetap bisa kembali dan berkinerja baik.

Ingat petuah bijak dari raja investor dunia, Warrent Buffet. Saat orang lain takut, anda harus serakah dan saat investor lain serakah, anda justru harus waspada. Implikasinya adalah jika nilai saham ini turun, biasanya justru investor malah membelinya dengan keyakinan yang sama bahwa nilainya akan kembali naik. Pelajaran yang bisa di petik adalah jangan buru-buru menjual saham kategori ini bila nilainya sedang turun.

Hal ini berlaku juga sebaliknya yaitu bila harganya sudah naik sedikit, jangan rakus untuk menjualnya apalagi bila target keuntungan anda belum tercapai dengan pertimbangan takut harga saham akan turun drastis. Begitulah dunia trading saham, faktor psikologis banyak berperan di dalamnya. Coba anda review lebih jauh dan sedikit bersabar sampai beberapa tahun lagi agar bisa merealisasikan potensi keuntungan yang lebih besar. Jika ekonomi nasional membaik, maka saham-saham yang biasanya lebih cepat pulih adalah saham dengan fundamental yang baik. Saat keberuntungan datang disitulah buah manis dari sebuah kesabaran.

2. Jangan terpengaruh tren pasar modal dan jangan serakah

Bagi para trader, ada dua hal yang mesti anda perhatikan jika ingin  menilai saham:

Aspek Fundamental
Aspek ini banyak membahas tentang dua poin penilaian, yakni pada aspek finansial yang didalamnya mencakup pendapatan per saham atau EPS- Earning Per Share, Nilai Buku Saham atau PBV-Price Book Value, serta rasio pengeluaran dan nilai buku ekuitas dari saham itu sendiri.

Aspek Teknikal
Aspek ini banyak me,bahas tentang tindakan investor yang lebih cenderung dalam pengolahan data-data pasar yang terkini. Investor yang lebih memilih jalan sebagai trader lebih senang fokus pada pergerakan harga saham dibanding harus repot menganalisa laporan keuangan dari perusahaan pada umunya yang memakan waktu lebih lama dan rumit.

3. Menyiasati pergerakan harga saham

Walau hanya sebatas transaksi di atas layar, para investor rela setiap saat memolototinya setiap saat. Bagi investor berpengalaman, saham yang lagi naik, belum tentu saham tersebut bagus. Perlu diketahui bahwa saham sangat tergantung dengan rumor yang beredar didalam masyarakat dan terkait dengan kebijakan pemerintah yang berpotensi dan berpengaruh pada kondisi perusahaan pemilik saham tersebut.

Beberapa rumor yang cepat bereaksi terhadap nilai saham misalnya isu rencana bikin pabrik baru, masuknya investor kakap, atau perusahaan akan melakukan akuisisi, dan sebagainya. Isu tersebut sebenarnya belum tentu benar namun akan bermanfaat bagi tarder dalam menentukan  keputusam jual atau beli. Dan bila ternyata hanya rumor, maka dapat dipastikan harga saham akan segera turun.

Analisis saya, memang dalam menjual atau membeli saham harus sangatlah berhati-hati dan seperti yang dikatakan diatas pula, jangan terlalu terkecok dengan rumor-rumor tentang saham, jadilah trader yang cerdas dan jangan terburu karena tergiur dengan rumor.

http://www.suara.com/bisnis/2015/10/21/070000/tips-memilih-saham-saat-kondisi-ekonomi-tidak-stabil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar